Memaknai Masa

-acha240814-

-ed.’ilm-

Al-Qur’an Surat Al-‘Ashr ayat 1-3:

1. Demi masa. 2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, 3. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih, dan nasehat-menasehati supaya mentaati kebenaran, dan nasehat-menasehati supaya menetapi kesabaran.

Tafsir Surat Al-‘Ashr:

  1. “Demi Masa”

Menunjukkan Allah bersumpah atas nama makhluk-Nya, bolehkah? | Tentu saja boleh. Makhluk bersumpah atas nama selain Allah itu yang tidak boleh. Makhluk yang digunakan Allah dalam bersumpah menandakan makhluk tersebut memiliki keistimewaan.

Berarti ‘masa’ punya keistimewaan? | Iya, ‘masa’ punya keistimewaan. Tengoklah ‘masa’, maka kita akan melihat tanda-tanda kebesaran Allah. Seperti, pergantian siang dan malam. Menakjubkan bukan, ketika cahaya benderang tergantikan pekat malam? Nah, itu hanya ada pada ‘masa’. Coba kita tengok lagi, kita amati musibah-musibah yang ada di dunia ini. Musibah-musibah hanya terjadi pada ‘masa’ tertentu yang telah ditetapkan Allah. Semua hal di dunia ini terjadi pada ‘masa’. Seperti ‘masa’ saat kita lahir, tumbuh dewasa, hingga malaikat Izrail menjemput kita. Itulah istimewanya ‘masa’.

Apakah Allah hanya bersumpah atas nama ‘masa’? | Allah bersumpah juga atas nama makhluk-Nya yang lain. Kita dapat lihat dalam Al-Qur’an. Coba kita tengok Al-Qur’an surat Al-‘Alaq ayat pertama, Allah berfirman, “Demi buah Tin dan buah Zaitun.” Kita tengok juga Al-Qur’an surat As-Syams ayat pertama, Allah berfirman, “Demi matahari dan cahayanya di pagi hari.” Serta masih banyak yang lainnya. Perlu diingat, Allah hanya bersumpah atas nama makhluk-Nya yang memiliki keistimewaan.

  1. “Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian”

Apakah semua manusia akan merugi? | Kata “Al-Insan” yang artinya manusia pada Surat Al-‘Ashr ayat 2 merujuk pada semua manusia. Artinya, semua manusia dalam keadaan merugi.

Mengapa manusia bisa merugi? | Semua manusia akan merugi ketika semasa hidupnya digunakan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat dan kemaksiatan terhadap Allah.

  1. “Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih, dan nasehat-menasehati supaya mentaati kebenaran, dan nasehat-menasehati supaya menetapi kesabaran.”

Apakah ada cara agar kita tidak menjadi manusia yang merugi? | Iya, tentu saja, ada caranya.

Bagaimana caranya? | Agar tidak merugi, kita sebagai manusia harus memiliki ke-4 sifat ini, yaitu: beriman, beramal shalih, saling menasehati dalam kebenaran dan bersabar. Jika kita memiliki ke-4 sifat ini, insyaAllah kita akan menjadi manusia-manusia yang beruntung di dunia dan di akhirat.

Mengapa harus ke-4 sifat itu yang kita miliki untuk menjadi orang yang beruntung? | Karena Allah yang menciptakan kita, Allah pula yang tahu yang terbaik untuk kita. Di dalam Surat Al’Ashr ayat 3, Allah memberikan tips pada kita untuk menjadi orang beruntung. Sehingga jika kita melaksanakannya, InsyaAllah kita akan menjadi orang yang beruntung. Dan percayalah, Allah tak pernah ingkar janji.

Mengapa tak cukup hanya dengan beriman dan beramal shalih? Mengapa kita juga harus menasehati orang lain? | Kehidupan itu seperti naik kapal. Ada yang naik di bagian atas kapal dan ada pula yang naik di bagian bawah kapal. Kalau orang-orang di bagian bawah membocori kapal sedangkan orang-orang di bagian atas tidak mau menegur dan menasehati mereka, bersiaplah-siaplah kapal itu untuk tenggelam. Itulah mengapa, Allah memerintahkan orang yang beriman dengan ilmu tak hanya beramal, melainkan turut menebar nasehat dan manfaat pada sekitarnya.

Dan mengapa kita harus bersabar? | Dalam hidup, Allah akan menguji kita dengan berbagai musibah dan kesenangan yang melenakan. Kenapa kita diuji? Yaitu untuk mengukur sejauhmana tingkat keimanan kita. Maka bersabarlah dan janganlah berbalik ke belakang.

Tanggapan Imam Syafi’i terhadap surat Al-‘Ashr:

“Jika tidak diturunkan hujjah kepada makhluk-Nya, kecuali hanya surat ini, surat ini saja sudah mencukupi.”

Apa maknanya? | Maknanya, surat Al-‘Ashr adalah surat yang agung. Jika ingin menjadi orang beruntung dunia akhirat, cukup dengan amalkan surat Al-‘Ashr. Adapun maksud ‘mencukupi’ adalah bukan cukup dalam hal syariat, karena dalam surat Al-‘Ashr tak dijelaskan terkait puasa, haji, dan syariat lainnya. Melainkan cukup untuk membuat orang terdorong berpegang teguh dalam agama Allah serta cukup sebagai hujjah bagi Allah bahwa Allah telah memberikan tips agar manusia bebas dari kerugian. Walaupun, banyak manusia yang melalaikan. 

Ikuti sebaik-baik apa yang padamu Tuhan turunkan
karena azab datang tiba-tiba
sedang banyak insan tak sadar
(Az-Zumar:55) 

Serta merugi diri
orang dengan timbangan ringan
enggan berkebajikan
(Al-Mu’minun:103) 

Maknailah masa
bil ‘ilmi, dengan ilmu
bil ‘amali, dengan amal
bid da’wati, dengan dakwah
wa bish shabri, dan dengan sabar