My Heart #15 Melangkah Lepas

“Jangan berlama-lama merasa aman di zona nyaman, nanti bisa tergilas zaman.” Demikian petuah dari dosenku dulu. Petuah ini aku dengar sebelum aku membaca novel 5 cm. Mungkin sebelumnya dosenku telah membaca novel 5 cm, entahlah aku tak tahu. Apapun itu, petuah ini menurutku sangat menginspirasi.

Hidup dalam zona nyaman memang menyenangkan namun kita tak akan bisa berkembang. Di dalam zona nyaman hidup yang dialami itu-itu saja. Seakan monoton, tak ada tantangan.  Padahal kita butuh tantangan yang dapat merangsang kita berpikir lebih keras, berusaha lebih giat, dan belajar lebih tekun dari biasanya.

Kalau mungkin sekarang masih ada mimpi kita yang belum terwujud, jangan-jangan karena kita terlalu malas untuk keluar dari zona nyaman. Kita malas untuk melakukan lebih dari biasanya. Padahal kalau menurut janji Allah dalam ayat suci, “Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” Hidup itu perlu perubahan dan perubahan membutuhkan sesuatu yang baru, sedangkan sesuatu yang baru hanya ada jika kita mau sedikit menghirup dan merasakan udara di luar zona nyaman kita.

Bagaimanapun juga, hidup butuh perjuangan. Tak bisa selamanya kita stagnan. Misal setiap hari kita kerjanya main games. Tak ada salahnya kita beralih kegiatan seperti mencoba untuk naik gunung. Sama halnya ketika setiap hari kita sibuk dengan tugas kuliah. Tak ada salahnya kita luangkan sedikit waktu untuk mengikuti lomba atau jalan-jalan yang sekiranya bermanfaat. Jadi tidak terus menerus berkutat pada hal tertentu saja, namun ada bumbu-bumbu yang turut mewarnai kisah hidup kita.

Life is never flat. Kadang kita perlu mengambil tantangan yang ada di depan mata dan menghadapinya dengan sepenuh usaha, doa, dan kesabaran. Gelombang-gelombang baik kecil maupun besar perlu kita rasakan karena itulah bumbu manis kehidupan. Perjuangan ini indah ketika kita mau keluar dari zona nyaman karena sejatinya hidup tak selamanya nyaman dan dalam kenyamanan.

Undefined

Aku ingin melihatmu lagi, meskipun selalu tak bisa berkata apa-apa.

Aku ingin melihatmu sekilas lalu menundukkan kepala.

Lalu aku akan sibuk menata hati yang luluh lantak setelahnya.

Menyimpanmu sendiri selalu menyenangkan namun melelahkan.